Wednesday, 3 December 2008

Robert. T. Kiyosaki

Rasanya tidak ada yang tidak kenal Robert Kiyosaki. Hampir semua orang yang membutuhkan pendidikan keuangan dan berkeinginan "menjadi orang kaya" setidak-tidaknya mengenal buku fenomenal yang dikeluarkan oleh Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad. Dia bahkan membuat trend baru dalam dunia bisnis: menjual seminar dan pelatihan dalam kemasan lebih bergengsi. Meskipun menimbulkan banyak kontroversi, Robert telah memberikan sumbangan besar dalam dunia pendidikan keuangan modern.

Robert Kiyosaki dilahirkan di Hilo, Hawaii yang merupakan generasi keempat dari perkawinan Jepang-Amerika. Robert adalah anak terakhir dari seorang pengajar yang bernama Ralph H. Kiyosaki (1919-1991). Kiyosaki lulusan dari Hilo High School. Ia lalu mengikuti sekolah militer U.S. Merchant Marine Academy di New York, lulus pada tahun 1969 dan bekerja sebagai staf dek pada Korps Marinir merangkap sebagai regu tembak dalam helikopter saat perang Vietnam, dimana ia mendapatkan penghargaan dalam Perang Udara. Kiyosaki keluar dari Korps Marinir pada tahun 1974 dan mendapatkan pekerjaan sebagai sales mesin fotocopy pada Xerox Corporation. Pada tahun 1977, Kiyosaki menjalankan bisnis penjualan dompet Velcro dan nilon, yang membuatnya mendapatkan kesuksesan. Pada tahun 1980 Kiyosaki memulai bisnis penjualan T-shirt untuk grup band Heavy Metal. Pada akhirnya bisnisnya itu mengalami kegagalan dan membuatnya bangkrut dan juga kehilangan rumah.

Kiyosaki kemudian mengikuti seminar pengembangan kepribadian yang dibawakan oleh Marshall Thurber yang berjudul "Money & You". Seminar tersebut berlangsung selama 3,5 hari yang diadakan di AS dan Kanada. Dasar dari seminar diadakan adalah dengan mengajarkan prinsip Buckminster Fuller dan mempromosikan konsep menang/menang dan juga berbicara tentang tanggung jawab pribadi dalam pekerjaan. Ketika Thurber keluar dari bisnis seminar ini pada tahun 1985, Kiyosaki mengambil alih bisnis ini dan bekerja sama dengan rekan Thurber yang bernama D.C. Cordova. Mereka mengambil alih bisnis kursus ini untuk mengajar para pelajar di Australia dan New Zealand. Pada tahun 1994, saat dia berumur 47 tahun, dia menutup bisnis kursus tersebut karena dinilai merugikan masyarakat Australia dan kemudian sekitar tahun 1996-1997 ia mendirikan perusahaan Cashflow Technologies, Inc yang meluncurkan konsep Rich Dad (dan Cashflow). Saat peluncuran merk itu muncul banyak keraguan tentang integritas dalam sejarah hidupnya.

Apa yang Diajarkan Kiyosaki

Secara umum yang diajarkan oleh Kiyosaki adalah anjuran untuk mendapatkan passive income yang dapat diartikan sebagai kesempatan berinvetasi, seperti bisnis kecil dan juga real estate, dengan tujuan utamanya adalah mampu untuk menjadi seorang investor. Terkait dengan hal ini, Kiyosaki mendefisikan "asset" sebagai uang atau benda-benda bernilai liquiditas tinggi secara umum seperti uang sewa properti, dan Passiva diartikan sebagai pengeluaran uang, seperti pembayaran sewa rumah, mobil,dsb. Kiyosaki juga menyatakan bahwa pengaturan keuangan dengan benar adalah hal yang sangat penting untuk menjadikan seseorang menjadi kaya.

Kiyosaki menitikberatkan pada apa yang dia sebut sebagai "melek keuangan" sebagai syarat utama menjadi kaya. Ia mengatakan bahwa gaya hidup yang menjadikan seseorang menjadi kaya tidak diajarkan disekolah. Ia mengatakan bahwa sekolah formal hanya mencetak lulusannya menjadi seorang karyawan atau wiraswasta individu dan inilah yang dia sebut sebagai "Paham Era Indutrialis". Dan sejalan dengan pernyataan Kiyosaki, cara untuk mendapatkan kebebasan dalam hal keuangan adalah dengan cara menjadi pemilik bisnis atau menjadi seorang investor, yang secara umum disebut sebagai Pasive Income atau Pendapatan Pasif.

Selanjutnya Kiyosaki memperkenalkan konsep "Cashflow Quadrant" sebuah konsep yang menjelaskan tentang tempat semua uang didunia didapatkan. Didalam sebuah diagram, terdapat empat kelompok manusia, yang dipisahkan oleh dua garis(satu vertikal dan satu lagi horizontal). Disetiap kelompok tersebut terdapat aktifitas seorang individu mendapatkan uang.

Kuadran E : Employee : Karyawan atau juga disebut bekerja pada seorang pemilik usaha.
Kuadran S : Self-employed atau Small business owner atau yang disebut juga sebagai wiraswasta atau pemilik usaha kecil - dimana seorang individu menjadi pemilik sekaligus menjadi pimpinan/bos.

Kuadran B : Business owner atau pemilik bisnis - dimana seorang individu mempunyai sebuah "sistem" atau cara untuk mendapatkan uang, lebih besar daripada bekerja untuk mendapatkan uang.

Kuadran I : Investor - dengan mengeluarkan uang untuk mendapatkan bayaran atau keuntungan yang berlipat kali ganda dari investasi yang dilakukannya.

Jika seorang individu berada pada kuadran E dan S, Kiyosaki mengatakan bahwa orang tersebut tidak akan pernah menjadi kaya. Sebaliknya, jika seseorang berada pada kuadran B dan I maka orang tersebut sudah berada pada jalan menuju kaya.


Buku yang diterbitkan

Buku terkenal yang diterbitkan oleh Kiyosaki adalah Rich Dad, Poor Dad sebuah buku yang laris dijual menurut New York Times. Selanjutnya buku yang ditulisnya adalah Rich Dad's CASHFLOW Quadrant dan Rich Dad's Guide to Investing. Sekarang Kiyosaki merupakan pengarang buku terlaris. Buku-buku lain yang ditulisnya adalah : Rich Kid, Smart Kid (2001), Rich Dad's Prophecy (2002), Why We Want You To Be Rich coauthored by Donald Trump (2007), dll.

Konsep permainan monopoli

Kiyosaki mengatakan bahwa nilai yang terkandung dalam permainan monopoli, adalah dasar dari pembelajaran strategi keuangan seperti misalnya "menjual empat rumah hijau untuk sebuah hotel yang berwarna merah". Didalam buku yang diterbitkan olehnya, Kiyosaki menciptakan permainan serupa. Buku-buku tersebut antara lain : Cashflow 101, Cashflow 202,Cashflow for Kids, Cashflow The E-Game, Cashflow 202 The E-Game, dan Cashflow 202 The E-Game.

Audio/Visual

Kiyosaki telah mengadakan rekaman yang dibuat dalam format radio dan DVD. Hampir semua buku Robert Kiyosaki telah dibuat versi audio. Diantaranya adalah Rich Dad's Secrets To Money, You Can Choose To Be Rich: "Think It" "Learn It" "Do It",Rich Dad's Roads To Riches: 6 Steps to Becoming a Successful Real Estate Investor, dll.

Pertunjukan TV

CNBC series & The Millionaire Inside adalah beberapa siaran TV yang mengundang Kiyosaki untuk mengisi acara mereka. Dalam setiap episode, dalam membahas isu keuangan selalu ada pertanyaan dari penonton yang dijawab dan diberi komentar oleh ahli keuangan yang juga diundang. Secara khusus, Kiyosaki juga mengisi beberapa episode dalam The Millionaire Inside dengan judul Debt-Free and The Millionaire Inside: Get Inspired. Beberapa ahli keuangan lain seperti David Bach, Jennifer Openshaw, Larry Winget, Keith Ferrazi, dan Dr. Laura Morgan Roberts juga pernah diundang dalam acara tersebut. Rekaman acara tersebut juga dijual oleh CNBC.
Beberapa stasiun TV dan Radio seperti Public Broadcasting System (PBS), WTTW of Chicago, KAET of Phoenix, KOCE of Orange County, California, WLIW untuk wilayah New York/New Jersey, dan WGBH of Boston juga mengundang Kiyosaki secara langsung. Acara Rich Dad's Guide to Wealth with Robert Kiyosaki juga menghiasi layar pertelevisian Amerika yang disebutnya sebagai "Pendidikan Keuangan", yang tidak diajarkan di bangku sekolah.


Kritik dan Kontroversi

Meskipun ada begitu banyak orang merasa buku Rich Dad Poor Dad membuka wawasan mereka mengenai uang, tak sedikit yang melontarkan kritik dan kontroversi atas hasil karyanya. Sebuah penelusuran oleh pemerintah AS sendiri mengungkapkan bahwa sebenarnya Kiyosaki tidaklah seberhasil sekarang ini sebelum dia menjual buku-bukunya. Dengan kata lain, Kiyosaki menjadi kaya justru karena menjual buku Rich Dad Poor Dad dan bukan karena melakukan apa yang ditulisnya. Setidaknya Rich Dad Poor Dad dan berbagai produk turunannya telah menambah pundi-pundi Robert puluhan juta Dollar.

John T Reed, seorang investor Real Estat sungguhan (Real Estat merupakan salah satu fokus investasi dalam buku Rich Dad Poor Dad) menuliskan kritik lengkap mengenai apa yang ditulis Kiyosaki. Beberapa penulis lainnya menambahkan bahwa apa yang ditulisnya hanya berupa kata-kata motivasional dan miskin penerapan praktis. Menjawab hal ini, Kiyosaki menampik dan mengatakan bahwa sebuah buku haruslah menyenangkan untuk dibaca dan bersifat inspiratif.

Salah satu kritik tajam lainnya adalah mengenai tokoh Ayah Kaya yang banyak kali diceritakan dalam bukunya. Penelusuran kebanyakan pengamat menemukan bahwa tokoh Ayah Kaya yang dikisahkan Robert Kiyosaki tidaklah ada alias fiksi semata-mata. Menanggapi hal ini Kiyosaki mengatakan bahwa tokoh itu benar-benar ada dan meninggal lama sebelum buku Rich Dad Poor Dad diterbitkan tanpa menjelaskan lebih lanjut nama dan identitasnya. Hingga sekarang Ayah Kaya masih merupakan misteri apakah ada atau tidak. Mereka yang skeptis akhirnya mengatakan seharusnya buku Rich Dad Poor Dad beserta buku-buku turunannya dimasukkan dalam kategori buku fiksi sejajar dengan novel Harry Potter karangan J.K. Rowling.

Pada 19 Mei 2006, stasiun televisi ABC mengadakan sebuah segemen yang disebut 20/20 segment. Dalam segmen ini ABC memberikan masing-masing 1000 USD kepada 3 orang entrepreneur yang dilatih Kiyosaki dan meminta mereka menghasilkan uang sebanyak-banyaknya selama 20 hari. Setelah 20 hari berlalu para kontestan mengakui bahwa Robert Kiyosaki tidak memberikan contoh konkrit bagaimana menghasilkan uang.

"Apa yang dilakukannya (Kiyosaki), saya rasa, hanyalah membuka pikiran Anda mengenai kesempatan. Dia tidak mengatakan kepada Anda bagaimana untuk melakukannya." Demikian kutipan dari kontestan.

Kiyosaki meresponnya dengan mengatakan bahwa setiap orang harus belajar dari setiap kegagalan yang mereka alami. 20/20 menanggapi respon tersebut dengan mengatakan "Apakah seseorang membutuhkan 18 buku hanya untuk belajar gagal?" Sebuah balasan yang satir.

Terlepas dari benar-salah, baik-buruknya yang ditanamkan Kiyosaki pada dunia, orang ini telah membawa setidaknya dua perubahan sederhana namun berguna: 1. Menggugah orang untuk berpikir lebih mengenai uang. 2. Membuka sebuah bisnis lama tapi baru: seminar dan pelatihan uang dan investasi. Lagipula tidak ada salahnya membaca buku yang diterbitkannya. Bahkan sekalipun tidak berguna, adalah lebih baik membaca dari pada tidak membaca sama sekali. Setidaknya Anda akan memperoleh wawasan baru, entah itu fiksi atau realitas.

Sumber :belajarforex.com

Carlos Slim Helú

Ramai dibicarakan semenjak Fortune 500 menobatkannya sebagai orang terkaya di dunia, bahwa rakyat Meksiko tidak dapat hidup tanpa adanya orang ini. Carlos Slim Helú, merupakan orang terkaya setelah melewati raja software dunia Bill Gates dengan total kekayaan mencapai 59 Milyar Dollar AS, 1 Milyar lebih banyak dibanding Gates. Seperti konglomerat kebanyakan, Slim dipuja sekaligus dikritik oleh banyak orang. Dan seperti kebanyakan orang kaya lainnya juga, Slim membalikkan semua kritik yang ditujukan kepadanya dengan menjadi filantropis sejati.

Carlos Slim Helú (pria kelahiran 28 Januari 1940) adalah seorang usahawan Meksiko kelahiran Arab Libanon. Dia merupakan orang terkaya didunia sejak bulan Agustus 2007 lalu versi majalah Fortune dan Wall Street Journal. Majalah Forbes tetap menempatkan nama Slim berada pada urutan kedua dibawah Bill Gates yang saat ini kekayaannya mencapai US$ 58 Milyar. Kekayaan Slim sendiri dilaporkan sebesar $59 Milyar termasuk holding company yang dimilikinya. Dia dikenal sebagai orang nomor satu yang mempengaruhi industri telekomunikasi di Meksiko dan juga hampir di seluruh Amerika Latin. Dia memegang kendali atas perusahaan Teléfonos de México (Telmex), Telcel dan América Móvil. Slim juga melibatkan ketiga anaknya yaitu Carlos Slim Domit, Marco Antonio Slim Domit dan Patrick Slim Domit sebagai pimpinan perusahaan.
Biografi singkat

Ayah Slim, Julian Slim pindah ke Meksiko dari Libanon saat berumur 14 tahun. Julian menikah dan dikaruniai enam orang anak dan Carlos merupakan anak bungsu mereka.

Nama Slim diambil dari nama tengah Julian Slim, yaitu Julian Slim Haddad. Nama Haddad sendiri diambil dari nama tengah ibu Julian Slim sesuai dengan kebiasaan penamaan di Spanyol.
Slim merupakan Universidad Nacional Autónoma de México pada jurusan teknik dan menikah dengan Soumaya Domit pada tahun 1967. Beliau dikaruniai 3 orang anak yang hingga kini bekerja pada perusahaannya serta bertanggung jawab langsung kepadanya setiap hari.

Penghargaan & Kepemimpinan

Carlos Slim merupakan wakil Presiden Komisaris dari Mexican Stock Exchange dan Presiden Komisaris pada perusahaan broker Mexican Association of Brokerage Houses. Dia juga merupakan Presiden pertama pada perusahaan New York Stock Exchange Administration Council yang bekerja pada tahun 1996-1998.

Dia termasuk jajaran pengurus utama dari Grup Altria (dulu bernama Philip Morris) -mengundurkan diri pada bulan April 1996- dan juga Alcatel. Tadinya dia juga merupakan termasuk jajaran pengurus dari SBC Communications hingga bulan Juli 2004 yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk program World Education & Development Fund, yang berfokus pada proyek infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dunia. Dia juga memiliki saham mayoritas menurut Majority Shareholder of CompUSA. Pada tahun 1997, banyak perusahaan yang belum mengenal jaringan iMac, dan pada saat itulah Slim membeli 3% saham perusahaan komputer Apple, yang nilainya terus membumbung tinggi dalam beberapa tahun berikutnya.

Slim juga dikenal sebagai orang dibalik berkembangnya industri keuangan di Meksiko, yang dinamakan Grup Carso, disamping perusahaan lainnya yaitu jaringan usaha ritel CompUSA. Pada umurnya yang ke-28 ia dinobatkan sebagai Pengusaha Terbaik di Meksiko. Selain itu, dia juga mengepalai beberapa perusahaan terkemuka seperti Teléfonos de Mexico, América Móvil, dan Grup Financiero Inbursa.

Tahun 2000, dia mendirikan Fundación del Centro Histórico de la Ciudad de México A.C (Mexico City Historic Downtown Foundation) yang memiliki tujuan merevitalisasi dan menyelamatkan pusat kota Meksiko yang memiliki nilai sejarah tinggi sehingga sekaligus memungkinkan orang-orang memiliki kesempatan hidup yang lebih baik serta akses hiburan yang lebih memadai di area bersejarah ini.

Tambahan lainnya, Slim juga mendirikan proyek Latin America Development Fund. Proyek ini sendiri memiliki dana hingga mencapai 10 Milyar Dollar untuk tahun depan. Bill Clinton pernah mengatakan: "Carlos Slim merupakan filantropis (orang-orang yang gemar beramal) terpenting dunia yang tidak pernah dikenal orang kebanyakan.”

Kritik Slim

Slim mengkritik komentar beberapa kalangan yang mengatakan bahwa ia seorang yang melakukan praktek-praktek monopoli, setelah fakta bahwa ia memang menguasai 90% saham perusahaan telepon di Meksiko (10% lainnya dikuasai oleh TELNOR, yang hanya memberikan jasa layanan untuk daerah barat laut Meksiko). Sangat kontras memang dengan membandingkan kekayaan melimpah yang dimiliki Slim dengan kemiskinan yang hampir merata di Meksiko. Hal ini juga telah menjadi pergunjingan di kalangan masyarakat Meksiko. Dalam perhitungan kasar, kekayaan Slim mencapai 7% total GDP Meksiko, dan memberi suatu bukti bahwa ia pantas untuk dimasukan dalam jajaran milyuner di Amerika. Slim hanya kalah dari John D. Rockefeller yang kekayaannya mencapai 7% dari GDP Amerika. Selama hampir dua tahun terakhir Slim mengumpulkan laba usaha rata-rata US$ 27 juta per harinya.

Sumber : belajarforex.com

Warrent Buffett

Akhirnya dominasi Bill Gates memudar juga. Setelah 13 tahun berturut-turut bercokol sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, pendiri rakasasa peranti lunak Microsoft itu tergeser juga dari tahtanya. Tahun ini, orang tertajir sejagad adalah Warren Buffett, seorang pebisnis dan investor yang ketajamam pikirannya amat luar biasa sehinga ia diibaratkan sebagai perpaduan antara fisikawan Einstein, seniman Picasso dan raja kaya raya pencipta koin emas Croesus, dalam satu tubuh.

Warren Buffett, Sang Pendepak Bill Gates

Warrent Buffett - foto diambil dari majalah Adbuster

Dahsyatnya, kekayaan yang teramat sebesar itu bisa ia raih hanya dalam tempo sekitar 36 tahun dan hanya dengan modal sebesar US$ 100.

Cerita mengenai Sang Bijak dari Omaha ini sudah bertebaran di mana-mana. Begitu banyak buku yang membahas investor kelas wahid ini. Langkah-langkah bisnisnya begitu mempesona dan cerdik sehingga ia selalu menjadi buruan para jurnalis bisnis. Begitu banyak pula media yang sudah menuliskan profilnya. Nyaris, setiap langkah Buffet adalah langkah investasi, dengan membeli saham perusahaan.

Langkah strategis awal Buffett dimulai tatkala ia membeli saham perusahaan tekstil Berkshire Hathaway pada 1962. Ia berhasil menjadi pemegang saham terbesar tiga tahun kemudian. Ia secara cerdik menginvestasikan uang nganggur perusahaan. Ia misalnya membeli perusahaan asuransi, perusahaan permata, utilitas, dan makanan melalui Berkshire. Lewat perusahaan ini pula ia menguasai beberapa perusahaan kelas dunia seperti Coca Cola, WellsFargo dan Kraft Food. Langkah terbarunya, Desember lalu ia mengakuisisi perusahaan manufaktur dan jasa Momon Holding sebesar US$ 4,5 miliar. Luar biasa. Bagi saya sendiri, sosok Buffet amat menarik dan inspiratif, sedikitnya karena tiga hal.

Selalu Menciptakan Nilai Tambah.

Kemampuannya menciptakan nilai tambah ini sudah kelihatan sejak kecil. Ketika berumur 11 tahun misalnya, ia hanyalah seorang loper koran. Tapi ia memanfaatkan waktunya juga untuk keliling lapangan golf, mencari bola golf yang hilang, dan menjualnya dengan harga murah ke pemain golf di sekitar lapangan golf tersebut.

Pada umur 14 tahun, saat Buffet masih duduk di banku SMA, dia memulai bekerja sehingga memiliki uang sebesar $ 1,200 untuk membeli 40 ha tanah pertanian yang akhirnya dia sewakan pada petani lokal. Dari sini ia sudah menciptakan passive income dari sewa lahan.

Langkah bisnis Buffett akhirnya adalah tentang investasi jangka panjang, pada saham-saham perusahaan yang produknya ia kenal dengan baik. Itu sebabnya,ia tidak pernah mau membeli saham Microsoft atau perusahaan dotcom. Meski ia pernah ditertawakan investor lain karena keenganannya ini, kini ia justru tertawa paling akhir karena sebagian besar investasi di dotcom hangus. Ia selamat dari badai dotcom awal tahun 2.000-an karena sama sekali tidak ikut-ikutan investasi di sana.

Investasi jangka panjang juga bermakna bisnis. Buffett tidak pernah menerapkan prinsip beli saham, tapi membeli bisnis (buying a business not share). Meski saham Coca-Cola sempat ambruk pada 1998-1999, ia tetap bersandar pada tren jangka panjang. Ia pertahankan saham Coca-Cola hingga kini.

Sederhana dan Tidak Pelit

Buffett sesungguhnya sudah lama berjanji untuk menyumbangkan hartanya manakala ia meninggal. Namun, Juni 2006 lalu, Buffett bertindak lebih cepat, dengan mendermakan sebagian besar sahamnya di Berkshire. Tak mengherankan jika amal itu tercatat sebagai donasi terbesar dalam sejarah Amerika. Uniknya, sebagian derma itu diserahkan ke Bill and Melinda Gates Foundation. Dana tersebut merupakan dua kali dana yang biasa dikumpulkan yayasan Bill and Melinda Gates selama ini.

Dengan hartanya yang begitu melimpah, Buffett bisa saja hidup semewah mungkin di mana saja yang ia maui. Namun ia memilih hidup sederhana di rumah yang dibelinya empat dekade lalu di Omaha. Menurut majalah Adbuster, ia hanya punya dua jet pribadi dan satu yacht mewah untuk untuk ber-glamour-ria. Kalah jauh dibanding kemewahan para pebisnis dan pesohor lain yang kekayaannya justru terpaut jauh di bawahnya.

Sumber : sudutpandang.com

Mark Elliot Zuckerberg

Mark Elliot Zuckerberg atau Mark Zuckerberg adalah anak muda yang fenomenal. Namanya melejit sejak situs jejaring sosial Facebook menjadi salah satu ikon budaya anak muda saat ini. Maklum, sejak diluncurkan pada tahun 2004, situs ini mampu menggaet tujuh juta pengguna dalam waktu kurang dari dua tahun. Berkat kesuksesan itu, para analis memperkirakan harta kekayaan Zuckerberg telah mencapai USUS$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,95 triliun. Dia pun jadi orang Amerika Serikat (ASAS) terkaya di bawah usia 25 tahun.

Mark Elliot Zuckerberg lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County, New York, Amerika Serikat (AS). Dia lahir di lingkungan keluarga Yahudi. Menginjak bangku sekolah menengah atas, dia menunjukkan minat sangat besar terhadap teknologi dan program komputer. Dia, kerap kali, menyibukkan diri dengan mengutak-atik peralatan elektronik atau program komputer. Pada saat itu, dia bersekolah di Exeter High School, New Hampshire. Di bangku sekolah itulah dia pertama kali berkenalan dengan Adam D’Angelo, yang di kemudian hari menjadi Chief of Technical Officer atau salah satu Direktur Facebook.

Zuckerberg dan D’Angelo sering mengerjakan berbagai proyek bersama, termasuk membuat piranti lunak pemutar musik MP3 yang mampu mendeteksi perilaku dan kebiasaan mendengarkan musik penggunanya. Penemuan itu langsung mendapat perhatian dari beberapa perusahaan teknologi. Salah satunya, Synapse, yang ingin membeli software MP3 tersebut. Namun, dua sekawan itu menolak tawaran tersebut.

Zuckerberg terus maju untuk meniti garis nasibnya. Setelah lulus, dia diterima di salah satu universitas bergengsi di AS, Harvard University. Dia merupakan salah satu anggota Class 2004. Seperti setiap mahasiswa Harvard yang punya keunggulan masing-masing, dia mulai membuat program jejaring sosial dari kamar asramanya di kampus. Sebelum membuat Facebook, Zuckerberg telah bereksperimen dengan beberapa proyek. Proyek awalnya adalah Coursematch yang memungkinkan mahasiswa di kelas yang sama bisa melihat daftar teman-teman sekelas.
Proyek berikutnya adalah facemash. com. Ini merupakan situs pemeringkatan foto-foto mahasiswa di Harvard. Para pengunjung bisa memberi stempel “keren” atau “jelek” foto seorang siswa. Namun, situs itu hanya sempat nampang selama empat jam, sebelum akses internetnya diputus oleh petugas administrasi kampus. Mereka menyeret Zuckerberg ke hadapan Badan Administrasi Universitas Harvard, dengan tuduhan mendobrak sistem keamanan komputer kampus, melanggar peraturan privasi di internet, dan melanggar hak cipta.
Namun, hal itu tidak membuat Zuckerberg kapok meneruskan proyek Facebook. Dia hanya butuh waktu dua pekan untuk menulis kode bahasa komputer situs pergaulan anak muda itu. Tak lama setelah diluncurkan pada 4 Februari 2004, sekitar dua pertiga mahasiswa Harvard telah menjadi pengguna Facebook.

Sukses mempopulerkan situs itu di Harvard, Zuckerberg ingin memperluas keanggotaan Facebook ke sekolah lain. Dengan bantuan teman sekamarnya, Dustin Moskovitz dan Chris Hugh, dia berhasil mengembangkan sayap ke Universitas Stanford, Columbia, Yale, Ivy College, dan beberapa sekolah lainnya di wilayah Boston. Dalam waktu singkat, mereka meluncurkan Facebook ke 30 sekolah.

Pada musim panas 2004, Zuckerberg bersama Moskovitz dan beberapa teman lain pindah ke Palo Alto, California. Semula, mereka berencana kembali ke Harvard. Namun, mereka lupa waktu karena keenakan menggarap proyek itu. Merekapun memutuskan meninggalkan kuliah.
Mereka menyewa rumah kecil untuk menjadi kantor. Di Palo Alto, Zuckerberg bertemu Peter Thiel, pendiri Paypal, yang menjadi investor pertama untuk perusahaan patungan itu. Beberapa bulan kemudian, mereka sudah bisa pindah ke kantor yang lebih besar di Universitas Avenue. Zuckerberg menyebut kantor barunya tersebut sebagai “Kampus Urban”.
Namun, pada September 2004, dia tersandung lagi. Divya Narendra, Cameron Winklevoss, dan Tyler Winklevoss, pemilik situs jejaring sosial HarvardConnection menggugat Facebook. Mereka menuding Zuckerberg telah memakai kode program yang sudah disiapkan untuk situs yang kemudian bernama Uconnect itu, secara ilegal.

Setelahlah masuk Universitas Harvard, ketertarikan Mark Elliot Zuckerberg terhadap teknologi informasi dan komputer semakin meningkat. Dia pernah membuat beberapa proyek sebelum meluncurkan situs jejaring sosial, Facebook, awal Februari 2004. Setelah itu, dia bersama beberapa temannya memutuskan hengkang dari kampus untuk memasarkan situs itu ke berbagai universitas, seperti Stanford, Columbia, Yale, dan beberapa sekolah di Boston, Amerika Serikat (AS).

Bisnisnya semakin berkembang, saat mendapatkan suntikan dana segar sebesar US$ 500.000 atau sekitar Rp 4,6 miliar dari Peter Thiel. Alhasil, di akhir 2004, pengguna Facebook telah melampaui angka satu juta. Namun, Zuckerberg masih belum puas. Pada Mei 2005, dia menggandeng mitra baru, yaitu Accel Partners. Accel mengucurkan dana US$ 12,8 juta untuk Facebook.

Zuckerberg memakai sebagaian dana itu untuk membeli domain facebook.com, pada 23 Agustus 2005. Dia membelinya dari Aboutface Corporation senilai US$ 200.000 atau sekitar Rp 1,86 miliar. Setelah itu, dia membenahi situs Facebook agar profil halamannya lebih bersahabat.

Pada 2 September 2005, Zuckerberg membuat gebrakan baru dengan meluncurkan situs Facebook khusus untuk anak-anak sekolah menengah atas. Jejaring komunitas baru ini berkembang cepat. Hanya dalam waktu 15 hari sejak peluncurannya, sebagian besar sekolah di AS sudah menjadi anggota jejaring ini.

Sebulan kemudian, Facebook merambah universitas dan kampus-kampus kecil di AS, Kanada, Inggris, Meksiko, hingga Puerto Riko. Alhasil, pada akhir tahun 2005, jejaring sosial ini telah mencakup sekitar 2.000 kampus dan 25.000 sekolah menengahatas di AS, Kanada, Inggris, Meksiko, Puerto Riko, Australia, Selandia Baru, dan Irlandia.

Seiring membengkaknya jumlah pengguna Facebook, Zuckerberg terus menyempurnakan fitur-fitur Facebook. Pada 27 Februari 2006, dia mulai mengizinkan para mahasiswa yang menjadi pengguna situs ini untuk menambahkan siswa-siswa SMA sebagai temannya. Popularitas Facebook pun kian menjulang.

Sebulan berselang, majalah ekonomi berpengaruh, BusinessWeek, melansir kabar bahwa Zuckerberg tengah bernegosiasi dengan calon pembeli potensial Facebook. Tapi, akhirnya, dia menolak tawaran yang disebut-sebut bernilai US$ 750 juta atau sekitar Rp 6,97 triliun. Pasalnya, Zuckerberg menganggap harga itu terlalu murah. Saat itu, dia memperkirakan nilai Facebook US$ 2 miliar.

Pada April 2006, investor pertama situs ini, yaitu Peter Thiel, Greylock Partners, dan Meritech Capital Partners, menambah investasi di Facebook dengan menyetorkan dana US$ 25 juta. Facebook pun masuk ke India melalui Institut Teknologi India dan Institut Manajemen India. Dua bulan berselang, Facebook terpaksa mengeluarkan duit US$ 100.000 untuk menyelesaikan masalah hak cipta dengan quizsender.com.

Masalah itu membuat dia dan beberapa rekannya terus berbenah. Pada Juli 2006, Facebook memperkenalkan layanan baru yang bisa memberikan pendapatan tambahan bagi perusahaan. Dengan menggandeng raksasa komputer, Apple Inc., mereka bekerja sama mempromosikan iTunes. Setiap pekan, iTunes bakal mengirimkan 25 contoh lagu secara gratis kepada pengguna Facebook yang menjadi anggota Apple Student Group. Tujuan kerjasama ini untuk memperkenalkan iTunes kepada pelajar. Pengguna Facebook menyambut layanan yang muncul setiap menjelang musim gugur tersebut dengan antusias. Tak pelak, pada pertengahan 2006, situs ini sudah merambah Eropa dan Timur Tengah.

Dengan berbagai inovasi dan fitu-fitur baru, situs jejaring sosial Facebook berkembang pesat dalam waktu relatif singkat. Tak hanya di Amerika Serikat (AS), pada akhir tahun 2005, situs ini sudah menjangkau daratan Eropa, Kanada, dan Australia. Penggunanya tidak hanya mahasiswa di berbagai universitas bergengsi di AS. Facebook juga menjadi “mainan” mengasyikkan buat siswa di sekolah menengah atas.

Di pertengahan 2006, Mark Elliot Zuckerberg mengembangkan situs ini dengan menggandeng raksasa komputer dunia, Apple Inc. Berkat kerjasama ini, Facebook menyediakan berbagai layanan baru. Pada pertengahan Agustus 2006, situs ini menambahkan universitas-universitas di Jerman, dan sejumlah sekolah menengah atas di Israel ke dalam jejaringnya.

Pengembangan situs ini makin cepat setelah peluncuran Facebook Notes. Fitur baru ini merupakan fitur blogging yang memungkinkan pengguna memberikan penanda alias tagging, memasukkan gambar, dan fitur-fitur lainnya. Selain itu, pengguna bisa mengimpor blog dari situs Xanga, LiveJournal, Blogger, dan situs blogging lainnya. Berkat fitur baru tersebut, pembaca bisa memberikan komentar terhadap tulisan yang dimuat pengguna Facebook.

Menginjak bulan September 2006, Zuckerberg membuka layanan Facebook bagi semua pengguna internet. Namun, langkah ini justru menuai protes dari para pengguna dan pelanggan setianya. Alhasil, dua minggu berselang Facebook terpaksa membenahi layanan baru itu dengan membuka pendaftaran bagi pengguna internet yang mempunyai alamat surat atau e-mail yang jelas.

Pada bulan itu pula, manajemen Facebook terlibat pembicaraan serius dengan Yahoo!. Maklum, raksasa jaringan internet itu tertarik dan ingin mengakuisisi situs jejaring sosial “made in Harvard” itu. Saking ngebetnya, Yahoo! mengajukan tawaran akuisisi senilai US$ 1 miliar. Namun, belakangan rencana itu batal terealisasi karena kinerja keuangan Yahoo! di penghujung 2006 anjlok.

Toh, Facebook tetap merupakan sebuah permata yang menarik diburu. Tawaran akuisisi silih berganti datang dan pergi. Apalagi saat salah satu investor pertama situs ini, Peter Thiel, memprediksi pendapatan situs ini pada 2015 nanti bisa mencapai US$ 1 miliar. Nah, pada saat itu, nilai perusahaan pun bakal ikut meroket menjadi sekitar US$ 8 miliar. Hal ini semakin membuat Zuckerberg bersemangat membesarkan Facebook. Seiring semakin mengguritanya jejaring situs ini, dia bersama teman-teman bisnisnya berencana menawarkan pemasangan iklan baris gratis di Facebook. Fitur yang diberi nama Facebook Marketplace ini diluncurkan pada 14 Mei 2007. Layanan baru ini pun langsung menjadi pesaing perusahaan-perusahaan online lain. Ambil contoh Craigslist yang sudah lebih dulu menempatkan iklan baris di situsnya. Bisnis Zuckerberg pun kian mengalir lancar. Bahkan, Apple rela memperpanjang kerja sama dengan Facebook untuk memajang contoh musik iTunes.

Ternyata, meski baru seumur jagung, Facebook tak hanya menjadi target akuisisi. Situs itu juga mampu membeli perusahaan lain, yakni Parakey Inc., dari Blake Ross dan Joe Hewitt, pada Juli 2007. Parakey adalah produsen aplikasi komputer yang mempermudah transfer data berupa tulisan, gambar, dan video ke sebuah situs di internet.

Tak berhenti sampai di situ saja, sebulan berselang, Zuckerberg menggaet Gideon Yu, mantan Direktur Keuangan You Tube, untuk menjadi Direktur Keuangan Facebook.

Pertumbuhan Facebook yang spektakuler itu membuat pendiri Microsoft Inc., Bill Gates, terpesona dan jatuh hati. Buktinya, pada Oktober 2007, raksasa bisnis komputer itu membeli 1,6% saham Facebook seharga US$ 240 juta. Pasalnya, Zuckerberg tidak berniat menjual semua saham Facebook sekaligus. Alasannya sederhana dan sungguh mulia, dia ingin Facebook tetap independen.

Setelah mengundang Microsoft Inc. masuk dengan membeli 1,6% saham Facebook, Mark Elliot Zuckerberg semakin giat mengembangkan usahanya. Pada 7 November 2007, situs ini meluncurkan layanan terbaru berupa pemasangan iklan dengan sistem yang disebut Facebook Beacon. Sistem ini memungkinkan para penggunanya berbagi informasi mengenai aktivitas yang mereka pilih dengan teman sesama pengguna Facebook. Fitur ini juga dikenal sebagai Facebook Social Ads atau iklan sosial Facebook. Tentu saja, untuk melindungi privasi pengguna, Facebook menjamin tidak ada informasi personal milik pengguna yang teridentifikasi oleh para pengiklan di situs tersebut. Artinya, pengguna Facebook hanya bisa melihat dan berbagi informasi dalam iklan sosial yang dibuat oleh teman-temannya sendiri. Inovasi ini membuat triliuner Hongkong, Li Ka-shing, tertarik untuk menanamkan duit senilai US$ 60 juta di Facebook pada 30 November 2007.

Layanan iklan di situs ini terus berkembang. Apalagi, sistem Facebook Beacon juga memungkinkan para pengguna berbagi informasi dari situs-situs lain untuk didistribusikan kepada teman sesama pengguna. Ada sekitar 44 situs yang menggunakan Facebook Beacon. Bahkan situs layanan belanja online terbesar, eBay tertarik menggunakannya. Alhasil, para penjual yang menggunakan eBay bisa memasukkan daftar barang-barang yang mereka tawarkan ke dalam Facebook News Feed.

Sayang, satu bulan berselang, fitur baru ini menuai protes dari para pengguna Facebook. Mereka merasa sistem itu sudah melanggar privasi. Zuckerber pun turun tangan dan minta maaf atas kejadian tersebut. Dia mengakui sistem ini menimbulkan masalah ketika seseorang lupa menolak untuk berbagi, Beacon akan terus bekerja dan otomatis membagi informasi tersebut kepada teman-teman si pengguna. Kini, dia sudah menyempurnakan sistem itu sehingga Beacon bisa dinonaktifkan.

Berbagai inovasi dan respon cepat itu membuat pengguna Facebook terus bertambah. Ada sekitar 60 juta pengguna aktif pada akhir tahun lalu. Jumlah pegawainya sendiri telah mencapai 400 orang. Namun, Facebook adalah perusahaan unik. Asal tahu saja, para eksekutif dan petingginya masih berusia muda, antara 24 tahun-37 tahun.

Dalam sebuah wawancara untuk program bincang-bincang 60 minutes di stasiun televisi CBS, Zuckerberg menunjukkan kantornya kepada sang pembawa acara, Leslie Stahl. Tidak terlihat aktivitas para pekerja seperti di kantor-kantor pada umumnya. Markas besar Facebook lebih mirip asrama mahasiswa. Para pegawai, yang setiap hari mendapat jatah makan gratis, bekerja sambil melakukan kegiatan favoritnya. Ada yang bermain gitar, bersepeda, main pesawat kontrol, atau bergoyang ditemani musik racikan seorang disc jockey (DJ). Mereka juga tak perlu berpakaian rapi. Celana pendek dan sandal jepit adalah kostum favorit mereka di kantor. Zuckerberg mengaku ogah suasana kantor yang terlalu formal.

Meski sudah mampu menghimpun harta kekayaan hingga US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27,9 triliun, dia bukanlah tipe orang yang mudah membelanjakan duit untuk barang-barang bermerek. Zuckerberg tetap tampil apa adanya, seperti pemuda kebanyakan yang menggemari pakaian santai. Dia juga masih tinggal di apartemen tipe studio dengan perabotan seadanya: selembar kasur yang diletakkan begitu saja di atas lantai dan dua buah kursi.

Stahl, dalam wawancara 60 minutes, menyebut Facebook sebagai ‘The New Google’. Artinya, Zuckerberg dan pendiri Facebook lainnya bisa disetarakan dengan pendiri Google Inc., yaitu Larry Page dan Sergei Brin. Maklum, situs ini tak butuh waktu lama untuk menjadi salah satu ikon dunia internet. Bahkan, para analis memperkirakan nilai perusahaan Facebook sudah melonjak jadi US$ 15 miliar. Toh, Zuckerberg belum tertarik menjual sahamnya di lantai bursa

Sumber : Harian Kontan ( oleh : Hari Widowati)

Monday, 1 December 2008

Sudono Salim (Liem Sioe Liong)

Sudono Salim (Liem Sioe Liong), Pernah Orang Terkaya Asia

Pengusaha Sudono Salim, yang bernama asli Liem Sioe Liong, sempat menduduki peringkat pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dan Asia. Bahkan, konglomerat yang dikenal dekat dengan mantan Presiden Soeharto, ini sempat masuk daftar jajaran 100 terkaya dunia. Setelah krisis ekonomi dan reformasi politik, kekayaannya menurun.

Dia pun memilih lebih lama tinggal di Singapura, setelah rumahnya Gunung Sahari Jakarta dijarah dan diobrak-abrik massa reformasi. Kerusuhan reformasi 13-14 Mei 1998, itu tampaknya membuat Oom Liem trauma tinggal di Indonesia.

Walaupun kadang kala dia masih datang ke Indonesia, tapi hampir tidak pernah lama. Semua bisnisnya di Indonesia dikendalikan oleh anaknya Anthony Salim. Di bawah kendali Anthony Salim, belakangan kerajaan bisnisnya bangkit kembali dan tak mustahil akan kembali menjadi terkuat di Indonesia.

Pada tahun 1969, Oom Liem bersama Sudwikatmono, Djuhar Sutanto dan Ibrahim Risjad, yang belakangan disebut sebagai The Gang of Four, mendirikan CV Waringin Kentjana. Oom liem sebagai chairman dan Sudwikatmono sebagai CEO. Perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan, ekspor kopi, lada, karet, tengkawang dan kopra serta mengimpor gula dan beras.

The Gang of Four ini kemudian tahun 1970 mendirikan pabrik tepung terigu PT Bogasari dengan modal pinjaman dari pemerintah. Ketika pertama berdiri, PT Bogasari berkantor di Jalan Asemka, Jakarta dengan kantor hanya seluas 100 meter.

Kemudian tahun 1975 kelompok ini mendirikan pabrik semen PT Indocement Tunggal Perkasa. Pabrik ini melejit bahkan nyaris memonopoli semen di Indonesia. Sehingga kelompok ini sempat digelari Tycoon of Cement. Setelah itu, The Gang of Four ditambah Ciputra mendirikan perusahaan real estate PT Metropolitan Development, yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota mMandiri Bumi Serpor Damai.

Selain itu, Oom Liem juga mendirikan kerajaan bisnis bidang otomotif di bawah bendera PT Indomobil. Bahkan merambah ke bidang perbankan dengan mendirikan Bank Central Asia (BCA) bersama Mochtar Riyadi. Belakangan Mochtar Riady membangun Lippo Bank.

Ketika itu, Oom Liem pernah jadi orang terkaya di Indonesia dan Asia. Serta masuk daftar 100 orang terkaya dunia.

Sumber : tokohindonesia.com

Sunday, 30 November 2008

Al-Waleed bin Talal

Pangeran Al-Waleed bin Talal bin Abdul Aziz Al-Saud merupakan investor Timur Tengah paling aktif dan sukses. Al-Waleed, 52, lahir di Riyadh. Dia merupakan cucu pendiri KerajaanArab Saudi,Abdulaziz Al-Saud. Kendati masih anggota keluarga kerajaan, Al-Waleed tidak mengandalkan pengaruh kekuasaan dalam mengembangkan bisnisnya.

Al-Waleed jugalah pengusaha yang mendukung pilot perempuan pertama di Kerajaan Islam terbesar di dunia tersebut, Hanadi Hindi. Pangeran Al-Waleed disebutsebut sebagai ”jembatan” antara dunia Islam dengan dunia Barat.

Sebutan itu wajar karena investasinya tidak hanya di Timur Tengah. Uangnya mengalir ke berbagai belahan dunia. ”Saya ingin menjadi jembatan antara umat Kristen, Islam, dan Yahudi. Di salah satu hotel saya di Paris, George V, Anda dapat memperoleh Injil dengan mudah, Kitab Suci Yahudi, dan Alquran di masing-masing kamar,” ujarnya. Kedermawanan Pangeran Al-Waleed juga terkenal di seluruh dunia,mulai dari Timur Tengah, Asia, Afrika, Amerika dan Eropa.Filantropinya tercatat lebih dari USD100 juta.

Pemimpin Kingdom Holding Company ini menguasai bisnis properti dan industri hiburan dan musik di Arab. Banyak yang menyebutnya sebagai ”Warren Buffett” dari Arab.Kekayaannya lebih dari USD20 miliar.Pada 2007, dia menempati nomor 13 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes. Kemudian pada 2008, Pangeran Al- Waleed berada di peringkat 19 orang terkaya di dunia. Al-Waleed memulai berinvestasi sejak lulus Menlo College di California pada 1979. Awalnya, dia meminjam uang dari Saudi American Bank sebesar USD300.000 dan memulai membangun bisnis.

Kini bisnisnya menggurita hingga mengakuisisi AOL, Apple Computer Inc, Worldcom, Motorola Inc, dan News Corporation. Bisnis propertinya juga berkembang pesat, salah satunya dengan menguasai jaringan hotel Four Seasons dan Plaza Hotel di New York. Salah satu proyek megah Al-Waleed yang akan segera dikerjakan adalah pembangunan gedung setinggi 1 mil di Jeddah, Arab Saudi. Dana yang dikeluarkan dari kantongnya untuk pembangunan gedung itu mencapai USD10 miliar. Tinggi gedung pencakar langit itu akan mengalahkan gedung tertinggi di dunia saat ini, Taipei 101.

Sumber : wekipedia. org

Wednesday, 26 November 2008

Donald Trump

Donald John Trump adalah seorang wirausahawan, pionir program pertelevisian dan pebisnis yang sukses dari Amerika Serikat.

Dia adalah seorang CEO (Chief Executive Officer) dari;

  • Organisasi Trump
  • Pengembang pemasaran Real Estate (Rumah Mewah)
  • Pendiri dunia hiburan Trump
  • Pemilik bisnis casino.
  • dan memiliki acara TV rekayasa realitas (reality show) pribadi yaitu The Apprentice.

Trump lahir pada 14 Juni 1946 di Queens, New York sebagai putra dari Fred Trump, ahli pembangunan dan pemasaran Real Estate di New York.

Di dalam bukunya, Trump : The Art of the Deal, Donald membahas tentang kehidupan universitasnya :

“Setelah saya lulus dari Akademi Militer New York pada tahun 1964, saya pernah berpikir untuk melanjutkan ke sekolah perfilman.. tetapi akhirnya saya memutuskan bahwa real estate adalah bisnis yang jauh lebih baik. Saya mulai dengan masuk ke Universitas Fordham.. tetapi setelah 2 tahun di perguruan tinggi saya berpikir bahwa saya pasti bisa ke jenjang yang lebih tinggi. Saya pun mendaftarkan diri ke Wharton School at the University of Pennsylvania dan saya diterima.. dan sangat senang rasanya setelah lulus. Saya langsung pulang ke rumah dan bekerja bersama ayah saya.”

Karier dan Bisnis

Trump memulai kariernya di perusahaan ayahnya, The Trump Organization yang berkonsentrasi di bidang penyewaan rumah kelas menengah.

Salah satu proyek pertamanya adalah merenovasi komplek apartemen Swifton Village di Cincinnati, Ohio.

Trump mengubah komplek apartemen 1200 unit dan menaikkan tarif 66% menjadi 100%. Ketika menjual kembali Swifton Village seharga US$ 12 juta, Trump Organization meraup keuntungan sebesar US$ 6 juta.

Pada tahun 1970an, Trump mendapat keuntungan dari Pemerintah kota New York atas pembayaran pajak sebagai ganti krisis keuangan yang dihadapi Hotel Commodore.

Trump juga sukses mengembangkan bidang properti untuk Javits Convention Center. Berkembangnya Javits Convention Center membuat Trump berurusan dengan pemerintah kota New York. Salah satu proyeknya yang bernilai US$ 110 juta ternyata membuat New York membayar antara US$ 750 juta hingga US$ 1 milyar. Trump menawarkan untuk mengganti rugi proyek itu tapi tawarannya ditolak.

Keadaan yang serupa terjadi ketika New York berusaha untuk merenovasi Wollman Rink di Central Park. Sebuah proyek di tahun 1980 yang ditagetkan selesai dalam 2,5 tahun, tetapi hingga tahun 1986 dan US$ 12 juta telah dikeluarkan proyek belum selesai. Trump menawarkan untuk menangani proyek itu dan dia menyelesaikannya dalam waktu 6 bulan dengan dana hanya US$ 750,000. Menariknya, selama awal tahun 1980an, Trump mengambil alih usaha jasa Roy Cohn, kepala Senat Komite Permanen pada Penyelidikan ( Senate Permanent Subcommittee on Investigations).

Sumber : wikipedia.org